Sunday, May 29, 2016

Cermin

   Banyak pujangga bermain kata, banyak orang bermain makna, banyak pula hidup yang terabaikan karena manusia lebih suka memandang kaca, mereka buta akan pantulan indah yang hanya mereka lihat dari cermin.
   sungguh seperti tiada hal yang l
ebih penting dari dunia, semua orang berlomba-lomba memenangkannya tapi lupa bahwa kita harus juga memenangkan hati Sang Pencipta karena kelak kita akan kembai padaNya.
   kadang aku merasa hidup tak adil, hidup begitu sulit saat kepalaku hanya mendongak ke atas hingga aku tak sengaja menginjak yang bawah. aku lupa saat jutaan orang di sana berharap bisa makan setiap harinya agar tetap hidup tapi aku di sini bisa membuang makanan karena uang di sakuku,
  jutaan orang di sana ingin sekolah walau hanya tingkat tertentu yang mungkin ku angap rendah karena aku bisa saja sekolah hingga doktoral dengan sedikit receh di kantongku.
  jutaan orang di sana berangkat lebih awal agar bisa dapat tempat duduk saat aku tinggal duduk manis di belakang supirku
  jutaan orang berebut apa pun yang mereka anggap 'penting' hingga mereka lupa hal yang sesungguhnya 'penting' itu
  sulitkah bersyukur? sulitkah berbagi? atau sulitkah memberikan sedikit hak kita untuk yang lain?
  sulitkah mendengar cerita dunia jika kita terus pasang earphone sepanjang perjalanan pulang?
  Apa yang perlu disombongkan dari ruh yang terikat tubuh ini? Tubuh yang akan habis terkubur saat ruh ini bebas pergi ke pangkuan Tuhan?
Jika kau pikir semua ini milikmu, coba pikir kembali? Mungkin kau lupa akan mati........

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.