Sunday, February 28, 2016

Garis Kehidupan

     Hidup dan mati adalah urusan waktu, waktu yang sudah ditetapkan Tuhan, kau dan aku yang dulu satu sudah menjadi individu dewasa yang bisa menentukan arah dan tujuan sendiri. aku suka india kau suka korea, atau aku hanya aku yang tak suka yang kau suka. itu bukan masalah selama kita berlindung pada satu naungan cinta. atau bukan cinta itu sendiri tapi hanya kedangkalan pengetahuan anak muda yang "sok tahu" tentang cinta?

     Perjalanan yang menurutku tak ada ujungnya namun sangat melelahkan dan menguras tenaga. Hari-hari yang kita luangkan beberapa lama demi perjuangan untuk satu hal yang kita sebut cinta itu sendiri atau hanya kita yang bodoh mengartikan hasrat ingin bersama atas nama cinta. Apa cinta yang salah? bukan... aku rasa bukan, tapi kita yang begitu semu memandang dan mengabaikan sekeliling saat kita bersama, atau hanya aku saja yang merasa satu-satunya yang pantas mengendalikan dirimu atas orang-orang sekelilingmu yang ku anggap sepele daripada aku. dan tololnya kaupun dengan rela memberikan seluruh atensi serta segenap kemampuanmu untuk terlihat hebat di mataku.

   Kini aku tahu saat keadaan yang menjauhkan jarak di antara kita, semua maksud yang kita kira hanya cobaan bagi naungan kita ini ternyata adalah kehendak Tuhan. bukan kau yang menjauh dariku atau aku yang menjauh darimu tapi Tuhan yang membentangkan garis penghalang itu sehingga ada dia untukku agar kau jauh dariku dan dia yang kau cari dan kau anggap sebagai penggantiku. namun bukan begitu, kau harus tahuu Tuhan hanya menciptakan aku seorang tidak ada aku kedua atau aku ketiga dan begitupun Tuhan menciptakan kau dan dia yang jauh berbeda tetapi sama-sama memiliki sedikit bagian dalam sebuah kehidpanku karena sudah Tuhan gariskan kehidupanku untuk siapa saja.      Apakah harus lelah untuk bangkit setelah jatuh? tentu tidak, tidakkah kau ingat saat kau belajar berjalan, berapa kali kau harus jatuh bahkan menangis karenanya dan apakah kau menyerah? tentu tidak karena jika kau menyerah saat itu kau tak akan bisa menemuiku bukan? karena demi bersamaku kau harus berlari mengejar kesempatan yang dibatasi ruang dan waktu. waktu yang saat ini sudah tidak berlaku bagi naungan yang kita pikir sudah pudar karena dimensi empat itu sendiri, dimensi yang tak bisa kita gapai tanpa izinNya... 
     Aku tak pandai berkata-kata karena lidahku kelu saat berada dihadapan dia yang tak tahu tentang apa yang sebenarnya dulu pernah terjadi diantara kau dan aku, kau yang kusembunyikan dari pelupuk mataku, kau yang ku simpan di ruang paling ujung hati dan pikiranku, kau yang hanya ada dalam renunganku sendiri karena kau adalah sebuah kesalahan yang mengasyikkan tapi tak ingin ku buang. ku butuh kau seperti spion mobil agar aku tidak menggangu mobil lain saat aku berkendara, tapi dia adalah navigatorku yang membantuku melewati semua rintangan di jalan kehidupan ini. kita hidup dalam kenangan seseorang dengan porsi yang sesuai Tuhan kehendaki. kalau sudah begitu kita bisa apa?