Dulu aku selalu ingin jadi burung agar bisa terbang bebas di angkasa luas, menikmati indahnya dunia dari ketinggian. Namun manusia itu memang egois, indahnya warna bulu burung tertentu membuat mereka nenangkap dan mengurungnya di sangkar. Meski indah dan serba ada, tapi tetaplah sangkar itu merupakan penjara.
Aku sedari dulu selalu berimajinasi mengenai hal yang kulihat, kadang kukarang ceritaku sendiri dan kutambahkan agar lebih menarik didengar, kadang aku hanya duduk termenung mengamati sesuatu yang menurutku terlalu banyak membisikkan banyak ide hingga kutak sanggup menulisnya. Cukup aku sendiri yang mengerti bahasa itu.
Pagi ini aku berdiri di balkon rumah, menikmati hangatnya mentari pagi, kudengar burung merpati yang bersarang di sangkarnya bercuit merdu, entah apa sebenarnya yang ia katakan. aku membatin, mungkin ia sedang mengadu pada Tuhan tentang hidupnya, atau ia sedih atau bahagia entahlah.
Tepat mentari di atas ubun-ubun, aku dengar ramainya cuitan burung, aku yakin itu bukan hanya burung merpati tetangga, tapi ada juga burung gereja, entah apa yang mereka bicarakan, mungkin si burung gereja meledek si merpati kira-kira percakapannya begini:
burung gereja: hey merpati, apa kabar?
merpati: hai burung gereja, aku senang dan bahagia di dalam sini.
burung gereja: benarkah begitu? sudah berapa jauh kamu terbang?
merpati: aku lahir dan besar di kandang ini, mana ku tahu nikmatnya terbang.
burung gereja: kau harus tahu di luar sana banyak hal menakjubkan, kau pasti menyesal menghabiskan seumur hidupmu di dalam sini.
merpati: mengapa aku harus sedih, tuanku baik, dia selalu memberiku makan dan minum, membersihkan kadangku setiap akhir pekan, memperbesar kandangku saat aku bertambah besar, mungkin kalau aku kabur, aku sudah mati karena tak tahu bagaimana bertahan di luar sana.
burung gereja: kau sungguh bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan padamu. aku salut
merpati: aku juga salut padamu, kau bisa hidup bebas di alam dengan baik.
maafkan percakapan ngayal ala anak kecil ehehehe...
sebenarnya semua hal yang kita jalani sudah pada jalurnya masing-masing, kita tak perlu iri pada apa yang orang lain miliki, karena semua hal sudah ada porsinya. dimana pun kita berada, kita harus jadi diri kita yang terbaik, so rumput tetangga lebih hijau itu, biarin aja ehehehe... si burung merpati dan burung gereja sama-sama bersyukur atas kehidupan mereka. let's be the best of us wherever we are.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.