Di
sebuah kota yang penuh dengan hiruk-pikuk kehidupan kota, tinggalah berbagai
macam para masyarakat urban yang saling membaur berbagi tempat hidup bersama,
inilah Jakarta dengan segala problematika disekelilingnya. Di sudut kota inilah
seorang gadis yang bernama lengkap Ayudina Kartikaningrum, Dina, begitulah
panggilan akrabnya, ia tinggal bersama kedua orangtuanya dan seorang kakak
laki-lakinya. Keluarga ini merupakan keluarga bersuku jawa yang hidup sederhana
namun selalu dipenuhi dengan kehangatan didalamnya.
Sekarang Dina merupakan siswi kelas
3 di SMAN 34 Jakarta, ia bercita-cita sebagai seorang polwan. Rencananya,
selesai SMA ini, ia akan melanjutkan pendidikannya di AKPOL Semarang. Tak
berbeda jauh dari kekasihnya, Satria Yuda Gunawan juga memiliki cita-cita yang
sama, ia ingin menjadi seorang taruna di AKPOL Semarang, dengan background keluarga militer, ia optimis
ia mampu membanggakan ayahnya yang berprofesi sebagai tentara.
Setelah
lulus SMA, dua sejoli ini pun mendaftarkan diri mereka sebagai calon taruna
AKPOL, tes demi tes mereka hadapi, awalnya semua berjalan lancar sampai suatu
hari Yuda mengalami kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kakinya patah dan
tulang kakinya harus disambung dengan gips, otomatis ia tidak dapat melanjutkan
cita-citanya menjadi seorang perwira polisi.
“Din,
kamu harus lanjutkan cita-cita kita ya, walaupun aku ngga bisa lanjut, tapi kan
ada kamu yang bisa lanjutin cita-cita kita, keluarga besar kamu pasti bangga
dan akupun bangga sama kamu kalau kamu berhasil” yuda menyemangati kekasihnya
yang sangat sedih melihat dirinya terbaring karena kecelakaan.
“heeii
calon ibu polwan jangan nangis dong, ayo senyum dan semangat, kejar cita-cita
kamu yang sudah semakin dekat ini. Ayo jangan nangis sayang, besok kan tes
terakhir kamu untuk jadi taruna” yuda terus menyemangati.
”iya yud, aku janji aku akan buat
keluargaku dan kamu juga bangga..hikshiks aku....hiks...pasti....hiks...bisa”
kata Dina tersedu-sedu sambil mengusap air matanya.
Dan benar, berkat doa keluarga dan
rekan-rekan serta kekasihnya, Dina akhirnya dinyatakan lolos menjadi taruna
AKPOL dan tentunya ia akan tinggal di Semarang meninggalkan semuanya di
Jakarta. Keluarga dan tentunya Yuda mengantarkannya sampai ke Bandara
Internasional Soekarno-Hatta untuk melepas Dina yang akan menjemput impiannya
di Semarang, haru-biru serta rasa bangga yang amat besar tentunya disematkan
keluarga kepada Dina.
“nak, jangan nakal disana ya....
belajar yang bener” pesan sang mama sambil memeluk erat putri satu-satunya itu.
“dik, kalau seniornya rese, resein balik aja
ya hehehe... jaga dirimu baik-baik ya sayang Good Luck” guyonan ayahnya.
“i’m
gonna miss you, ngga ada yang bisa gue isengin lagi deh...” kata kakaknya
sambil memeluk dan mengusap rambut adiknya tersebut.
Terakhir adalah salam perpisahan
dari seseorang yang selama ini mengisi hari-harinya dan membangun cita-cita
mereka bersama tapi karena sebuah accident
tidak dapat melanjutkan mimpinya,
“seharusnya kamu ikut pergi ke
Semarang sama aku juga yud ” kata Dina sambil menitihkan air mata
“hehehe..... yang namanya takdir
mana ada yang tau, yang penting kamu belajar yang benar disana dan aku akan
membangun masa depanku di Jakarta. Jadilah perwira yang baik ya din.” Kata Yuda
sambil memeluk kekasihnya tersebut. Dinapun pergi------
5 tahun kemuadian............
Ma,pa minggu depan tanggal 13
agustus acara pelantikanku, aku sudah lulus.... J
pesan dari Dina kepada orangtuanya di Jakarta. Ayah
Dina mengabarkan berita ini kepada Yuda tetapi karena ia sibuk dengan
bisnisnya, ia tidak dapat menghadiri pelantikan kekasihnya tersebut.
Pada saat pelantikan dan perpisahaan
“Ma, pa, kak Rey mana kok ngga ikut?
Yuda juga udah papa kasih tau kan?”
Tanya Dina penasaran.
Tanya Dina penasaran.
“kak rey sedang ada tugas diluar
kota, iya papa sudah kasih tau Yuda kok, tapi dia lagi ada bisnis katanya”jawab
ayahnya.
Dina agak kecewa mendengar jawaban dari
ayahnya. Setelah pelantikan, namanya pun berubah menjadi IPDA Ayudina
Kartikaningrum.
Suatu hari ketika ia sedang libur
dari tugasnya Yuda menelponnya, “hallo IPDA Ayudina Kartikaningrum apa kabar, long time no see hehehe?” suara Yuda
menggodanya
“iiihhh apaan sih kamu, aku kan lagi libur
jadi ngga usah bawa-bawa pangkat deh” suara Dina jengkel
“sudah jadi ibu polwan kok belum
berubah, masih suka ngambek juga kamu ya” jawab Yuda santai
“aaahh Yuda cepet kerumah, aku
kangeeeeeeen bangeeet sama kamu” Dina memaksa
Saat dirumah Dina, setelah sekian
tahun mereka tidak bertemu, merekapun melepas rindu dengan bercanda dan
menghabiskan waktu bersama.
“Alhamdulillah kamu sudah berhasil
sekarang, sungguh aku bangga sama kamu tapi aku sedih karena aku sadar bahwa
aku tidak pantas bersanding denganmu” kata Yuda
“kamu bicara apa siiihhh yud?” tanya
Dina kesal
“kamu ingat 5 tahun lalu aku sudah
pernah bilang ke kamu kalau kamu jadi perwira dan aku tidak pasti aku akan
mundur dari kehidupan kamu?”jelas Yuda. Dina hanya bisa menangis mendengar
perkataan Yuda tadi.
“kalau aku tahu semua yang pernah
kamu bilang itu benar, lebih baik dulu aku ngga usah jadi perwira, aku lebih
baik kuliah aja yud,,,,hiks....hiks” jawab Dina tersedu-sedu
“don’t
be sad sweetheart, everything is gonna be okay without me in your side”
Yuda menenangkan dan bergegas pulang dari rumah kekasihnya.
Ternyata benar, Yuda memang ingin
benar-benar pergi dari kehidupan Dina, hari demi hari ia lewati sendiri memang
berat, namun Dina memiliki sahabat yang selalu ada ketika ia membutuhkannya, ia
adalah Airlangga Kamandanu yang biasa dipanggil Arga.
“ga, menurut lo, apa kita harus mengorbankan
apa yang udah kita punya demi orang yang kita cinta?” tanya Dina pada
sahabatnya yang ia kenal sejak mereka menjalani pendidikan di AKPOL selama 4
tahun
“maksud lo apaan din? Lo mau resign jadi polwan?” tanya Arga
penasaran
“why
not? Kalau itu satu-satunya cara supaya gue bisa menikah dengan Yuda” jawab
Dina datar
“haaah..........gila lo Din” Arga
tersentak mendengar jawaban temannya tersebut.
Diam-diam Arga mencoba menghubungi
Yuda, memberitahunya tentang rencana Dina yang ingin mengudurkan diri sebagai
polisi agar bisa menikah dengannya.
“to
the point aja bro, jangan pernah lo sia-siaon sahabat gue itu, 5 tahunan
gue kenal dia, sumpah dia cinta banget sama lo, awalnya waktu kenalan di AKPOL
gue naksir berat sama Dina tapi setelah gue tahu kalau dia cinta banget sama
lo, gue cukup jadi sahabatnya aja.” Arga mencoba meyakinkan Yuda
“ahh nggak ga, gue sadar diri, gue
nggak pantes untuk seorang Ayudina Kartikaningrum yang merupakan salah seorang
perwira POLRI” jawab Yuda pasrah
“lo pantes banget buat dia bro, lo
ganteng, tajir, lulusan luar negeri, pengusaha muda yang sukses pula, kurang
apalagi coba? Di Korps kita nggak ada larangan kok untuk para perwira cewek
untuk menikah dengan orang diluar korps, gue Cuma ngingetin lo aja bro, jangan
sampai nyesel ” Arga terus meyakinkan Yuda.
Setelah beberapa minggu setelah
perbincangannya dengan Arga, akhirnya Yuda meyakinkan dirinya untuk melamar
Dina, bertempat di MABES POLRI didepan beberapa anak buahnya
“maafin aku Dina yang sudah pernah
mengecewakanmu, membuatmu menangis dan membuatmu gundah, aku berjanji akan
selalu menjaga kamu dan membuat kamu tersenyum I will always make you smile
and never disappoint you anymore, will
you marry me?”kata Yuda sambil menyodorkan cincin bermatakan berlian kepada
pujaan hatinya tersebut.
Dina terharu dan tak kuasa menahan
air matanya dan ia hanya bisa menganggukkan kepalanya didepan anak buat dan
beberapa stafnya.
“ini
bukan mimpi kan? ” tanya Dina
“bukan
sayang, ini impian kita dulu yang jadi kenyataan” jelas Yuda
Setelah
itu mereka mempersiapkan pernikahan mereka akhirnya merekapun melangsungkan
pernikahan yang mewah di hotel berbintang dan ternama di Jakarta dan mereka
hidup bahagia selamanya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.