Saturday, October 13, 2012

Bukan Impian


Di sebuah kota yang penuh dengan hiruk-pikuk kehidupan kota, tinggalah berbagai macam para masyarakat urban yang saling membaur berbagi tempat hidup bersama, inilah Jakarta dengan segala problematika disekelilingnya. Di sudut kota inilah seorang gadis yang bernama lengkap Ayudina Kartikaningrum, Dina, begitulah panggilan akrabnya, ia tinggal bersama kedua orangtuanya dan seorang kakak laki-lakinya. Keluarga ini merupakan keluarga bersuku jawa yang hidup sederhana namun selalu dipenuhi dengan kehangatan didalamnya.
            Sekarang Dina merupakan siswi kelas 3 di SMAN 34 Jakarta, ia bercita-cita sebagai seorang polwan. Rencananya, selesai SMA ini, ia akan melanjutkan pendidikannya di AKPOL Semarang. Tak berbeda jauh dari kekasihnya, Satria Yuda Gunawan juga memiliki cita-cita yang sama, ia ingin menjadi seorang taruna di AKPOL Semarang, dengan background keluarga militer, ia optimis ia mampu membanggakan ayahnya yang berprofesi sebagai tentara.
            Setelah lulus SMA, dua sejoli ini pun mendaftarkan diri mereka sebagai calon taruna AKPOL, tes demi tes mereka hadapi, awalnya semua berjalan lancar sampai suatu hari Yuda mengalami kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kakinya patah dan tulang kakinya harus disambung dengan gips, otomatis ia tidak dapat melanjutkan cita-citanya menjadi seorang perwira polisi.

            “Din, kamu harus lanjutkan cita-cita kita ya, walaupun aku ngga bisa lanjut, tapi kan ada kamu yang bisa lanjutin cita-cita kita, keluarga besar kamu pasti bangga dan akupun bangga sama kamu kalau kamu berhasil” yuda menyemangati kekasihnya yang sangat sedih melihat dirinya terbaring karena kecelakaan.
            “heeii calon ibu polwan jangan nangis dong, ayo senyum dan semangat, kejar cita-cita kamu yang sudah semakin dekat ini. Ayo jangan nangis sayang, besok kan tes terakhir kamu untuk jadi taruna” yuda terus menyemangati.
            ”iya yud, aku janji aku akan buat keluargaku dan kamu juga bangga..hikshiks aku....hiks...pasti....hiks...bisa” kata Dina tersedu-sedu sambil mengusap air matanya.
            Dan benar, berkat doa keluarga dan rekan-rekan serta kekasihnya, Dina akhirnya dinyatakan lolos menjadi taruna AKPOL dan tentunya ia akan tinggal di Semarang meninggalkan semuanya di Jakarta. Keluarga dan tentunya Yuda mengantarkannya sampai ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk melepas Dina yang akan menjemput impiannya di Semarang, haru-biru serta rasa bangga yang amat besar tentunya disematkan keluarga kepada Dina.
            “nak, jangan nakal disana ya.... belajar yang bener” pesan sang mama sambil memeluk erat putri satu-satunya itu.
             “dik, kalau seniornya rese, resein balik aja ya hehehe... jaga dirimu baik-baik ya sayang Good Luck” guyonan ayahnya.
            i’m gonna miss you, ngga ada yang bisa gue isengin lagi deh...” kata kakaknya sambil memeluk dan mengusap rambut adiknya tersebut.
            Terakhir adalah salam perpisahan dari seseorang yang selama ini mengisi hari-harinya dan membangun cita-cita mereka bersama tapi karena sebuah accident tidak dapat melanjutkan mimpinya,
            “seharusnya kamu ikut pergi ke Semarang sama aku juga yud ” kata Dina sambil menitihkan air mata
            “hehehe..... yang namanya takdir mana ada yang tau, yang penting kamu belajar yang benar disana dan aku akan membangun masa depanku di Jakarta. Jadilah perwira yang baik ya din.” Kata Yuda sambil memeluk kekasihnya tersebut. Dinapun pergi------
            5 tahun kemuadian............
Ma,pa minggu depan tanggal 13 agustus acara pelantikanku, aku sudah lulus.... J  pesan dari Dina kepada orangtuanya di Jakarta. Ayah Dina mengabarkan berita ini kepada Yuda tetapi karena ia sibuk dengan bisnisnya, ia tidak dapat menghadiri pelantikan kekasihnya tersebut.
            Pada saat pelantikan dan perpisahaan
            “Ma, pa, kak Rey mana kok ngga ikut? Yuda juga udah papa kasih tau kan?”
 Tanya Dina penasaran.
            “kak rey sedang ada tugas diluar kota, iya papa sudah kasih tau Yuda kok, tapi dia lagi ada bisnis katanya”jawab ayahnya.
             Dina agak kecewa mendengar jawaban dari ayahnya. Setelah pelantikan, namanya pun berubah menjadi IPDA Ayudina Kartikaningrum.
            Suatu hari ketika ia sedang libur dari tugasnya Yuda menelponnya, “hallo IPDA Ayudina Kartikaningrum apa kabar, long time no see hehehe?” suara Yuda menggodanya
             “iiihhh apaan sih kamu, aku kan lagi libur jadi ngga usah bawa-bawa pangkat deh” suara Dina jengkel
            “sudah jadi ibu polwan kok belum berubah, masih suka ngambek juga kamu ya” jawab Yuda santai
            “aaahh Yuda cepet kerumah, aku kangeeeeeeen bangeeet sama kamu” Dina memaksa
            Saat dirumah Dina, setelah sekian tahun mereka tidak bertemu, merekapun melepas rindu dengan bercanda dan menghabiskan waktu bersama.
            “Alhamdulillah kamu sudah berhasil sekarang, sungguh aku bangga sama kamu tapi aku sedih karena aku sadar bahwa aku tidak pantas bersanding denganmu” kata Yuda
            “kamu bicara apa siiihhh yud?” tanya Dina kesal
            “kamu ingat 5 tahun lalu aku sudah pernah bilang ke kamu kalau kamu jadi perwira dan aku tidak pasti aku akan mundur dari kehidupan kamu?”jelas Yuda. Dina hanya bisa menangis mendengar perkataan Yuda tadi.
            “kalau aku tahu semua yang pernah kamu bilang itu benar, lebih baik dulu aku ngga usah jadi perwira, aku lebih baik kuliah aja yud,,,,hiks....hiks” jawab Dina tersedu-sedu
             “don’t be sad sweetheart, everything is gonna be okay without me in your side” Yuda menenangkan dan bergegas pulang dari rumah kekasihnya.
            Ternyata benar, Yuda memang ingin benar-benar pergi dari kehidupan Dina, hari demi hari ia lewati sendiri memang berat, namun Dina memiliki sahabat yang selalu ada ketika ia membutuhkannya, ia adalah Airlangga Kamandanu yang biasa dipanggil Arga.
             “ga, menurut lo, apa kita harus mengorbankan apa yang udah kita punya demi orang yang kita cinta?” tanya Dina pada sahabatnya yang ia kenal sejak mereka menjalani pendidikan di AKPOL selama 4 tahun
            “maksud lo apaan din? Lo mau resign jadi polwan?” tanya Arga penasaran
            why not? Kalau itu satu-satunya cara supaya gue bisa menikah dengan Yuda” jawab Dina datar
            “haaah..........gila lo Din” Arga tersentak mendengar jawaban temannya tersebut.
            Diam-diam Arga mencoba menghubungi Yuda, memberitahunya tentang rencana Dina yang ingin mengudurkan diri sebagai polisi agar bisa menikah dengannya.
            to the point aja bro, jangan pernah lo sia-siaon sahabat gue itu, 5 tahunan gue kenal dia, sumpah dia cinta banget sama lo, awalnya waktu kenalan di AKPOL gue naksir berat sama Dina tapi setelah gue tahu kalau dia cinta banget sama lo, gue cukup jadi sahabatnya aja.” Arga mencoba meyakinkan Yuda
            “ahh nggak ga, gue sadar diri, gue nggak pantes untuk seorang Ayudina Kartikaningrum yang merupakan salah seorang perwira POLRI” jawab Yuda pasrah
            “lo pantes banget buat dia bro, lo ganteng, tajir, lulusan luar negeri, pengusaha muda yang sukses pula, kurang apalagi coba? Di Korps kita nggak ada larangan kok untuk para perwira cewek untuk menikah dengan orang diluar korps, gue Cuma ngingetin lo aja bro, jangan sampai nyesel ” Arga terus meyakinkan Yuda.
            Setelah beberapa minggu setelah perbincangannya dengan Arga, akhirnya Yuda meyakinkan dirinya untuk melamar Dina, bertempat di MABES POLRI didepan beberapa anak buahnya
            “maafin aku Dina yang sudah pernah mengecewakanmu, membuatmu menangis dan membuatmu gundah, aku berjanji akan selalu menjaga kamu dan membuat kamu tersenyum I will always make you smile and never disappoint you anymore, will you marry me?”kata Yuda sambil menyodorkan cincin bermatakan berlian kepada pujaan hatinya tersebut.
            Dina terharu dan tak kuasa menahan air matanya dan ia hanya bisa menganggukkan kepalanya didepan anak buat dan beberapa stafnya.
“ini bukan mimpi kan? ” tanya Dina
“bukan sayang, ini impian kita dulu yang jadi kenyataan” jelas Yuda
Setelah itu mereka mempersiapkan pernikahan mereka akhirnya merekapun melangsungkan pernikahan yang mewah di hotel berbintang dan ternama di Jakarta dan mereka hidup bahagia selamanya.
           

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.