Aku tak pandai mendendangkan lagu perpisahan
Atau meluapkan kekecewaan
Aku terlatih menangis dalam senyum
Atau bertahan dalam luka
Seperti merelakanmu pergi
Mereka hanya tahu aku setegar itu
Namun bisakah kau dengar bisikan rayuanku pada Tuhan setiap malam?
Ketika semua terlelap aku terjaga
Memintamu agar tetap di sini selamanya
Dari awal kita bersua, aku tahu
Kita akan bertemu senja
Tapi aku bermain dengan waktu
Yang Tuhan pinjamkan untuk kita
Merasakan indahnya fatamorgana
Mengukir indah luka yang dalam
Jalan terjal sungguh terlihat jelas
Tapi kau dan aku masih menantang takdir
Dara muda kita terpanggil untuk berjuang
Melawan semua rintangan
Menutup telinga akan ujaran orang
Tapi takdir lebih kuat dari ikatan ini
Sekeras apapun kita minta
Menangis darah pun tak akan berarti
Kalau memang kita hanya bertemu untuk berpisah
Redup redam hati ini
Porak poranda jalinan ini
Mimpipun aku berpaling dari ini
Ternyata Tuhan memang menggariskan kita hanya sampai persimpangan ini
Aku tahu ini akan terjadi
Tapi aku juga tidak mempersiapkan senja itu datang
Kukira kita masih bisa melihat mentari esok
Tapi inilah senja terakhir kita
Di sini semua berakhir
Tak ada lagi kita
Hanya aku dan kamu saja
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.