Wednesday, September 9, 2020

Senja Terakhir

 Aku tak pandai mendendangkan lagu perpisahan

Atau meluapkan kekecewaan

Aku terlatih menangis dalam senyum

Atau bertahan dalam luka


Seperti merelakanmu pergi

Orang lihat aku biasa saja

Mereka hanya tahu aku setegar itu

Namun bisakah kau dengar bisikan rayuanku pada Tuhan setiap malam?


Ketika semua terlelap aku terjaga

Memintamu agar tetap di sini selamanya

Dari awal kita bersua, aku tahu

Kita akan bertemu senja

Tapi aku bermain dengan waktu 

Yang Tuhan pinjamkan untuk kita 

Merasakan indahnya fatamorgana

Mengukir indah luka yang dalam


Jalan terjal sungguh terlihat jelas

Tapi kau dan aku masih menantang takdir

Dara muda kita terpanggil untuk berjuang

Melawan semua rintangan

Menutup telinga akan ujaran orang


Tapi takdir lebih kuat dari ikatan ini

Sekeras apapun kita minta

Menangis darah pun tak akan berarti

Kalau memang kita hanya bertemu untuk berpisah


Redup redam hati ini

Porak poranda jalinan ini

Mimpipun aku berpaling dari ini

Ternyata Tuhan memang menggariskan kita hanya sampai persimpangan ini 


Aku tahu ini akan terjadi

Tapi aku juga tidak mempersiapkan senja itu datang

Kukira kita masih bisa melihat mentari esok

Tapi inilah senja terakhir kita

Di sini semua berakhir

Tak ada lagi kita

Hanya aku dan kamu saja

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.