Wednesday, August 31, 2016

Random

     dear somebody I haven't known

you can be the dearest of mine maybe
you can be the part of my restless life tomorrow
you can be the ones whom I will fall in love
you can be the ones I trust
you can be the ones to hear my secrets
you can be the ones I count it on
you can be the ones I miss when I'm not around
you can be the ones  
to take me to the life I've arranged for ours
you can be home for my nasty life.
          or the opposite
sure you can make the world upside down, when you do such a thing like
.................
..................
.................
..................
  you can be the ones I ignore in my life
  you can be the ones I will leave behind
  you can be the ones I will have the most

Tahun Klimaks

   apakah air mata selalu menjadi sebuah simbol kesedihan?
   apakah tawa selalu menjadi simbol kebahagiaan?
entahlah semua tidak sesederhana yang aku bayangkan saat aku kecil
dulu semua hal bisa kuungkapkan dengan jelas dan sederhana
"ibu, Rani haus" dulu kalimat seperti itu sudah sangat luar biasa keluar dari mulut seorang anak kecil, untungnya otak anak-anak tidak terlalu berkembang cepat mernyerap kata-kata ajaib yang sekarang kita pakai untuk mengungkapkan suatu hal, misalnya kita tidak menyukai seseorang, mungkin dulu ketika kecil kita bisa bilang "aku ga suka om itu karena pelit" nah sekarang kalau ditanya tentang hal-hal yang bersifat subjektif pasti kita akan cenderung bohong atau bahasa kerennya "white lying" entahlan saya termasuk orang yang sangat benci akan kebohongan walaupun kecil, karena sangat sakit jika saya tahu kebenaran mengenai suatu hal yang orang-orang sengaja sembunyikan well sekarang saya sudah harus dewasa wow tahun ini ajaib, banyak hal lebih yang dibebankan di punggung saya, mungkin anda juga, pasti dan harus karena semakin banyak hal yang kita pelajari, akuan semakin banyak hal yang kita pertanyakan dan kita permasalahkan.
lalu saat terlalu banyak teori yang kita ketahui, seolah-olah banyak hal yang tidak benar, tentu membuat diri kita lebih objektif dan logis adalah hal yang menyebalkan karena ukuran logika selalu jauh dari ukuran emosi manusia.
semua ini adalah cobaan yang Maha Kuasa dan sebenarnya kita berkah untuk membalas karena semua itu manusiawi tapi jika kita lihat dari sisi religi,
   lalu apakah penting menegur seseorang? tentu, jika kau peduli
lalu apa penting memusuhi orang yang menegur kita? well, jangan pernah. karena mereka menegur untuk kebaikan kita mungkin caranya yang kau benci bukan orangnya.
lalu apakah kita harus marah ketika Tuhan ambil orang-orang yang kita sayang? tentu tidak, karena Tuhan lebih menyayanginya daripada kita kan.

lalu jika Tuhan ambil aku dari kamu, please jangan sedih karena kita semua akan pulang ke rumah Tuhan yang jauh lebih baik dari rumah kita di bumi, Insyaallah